Skip to main content

Kuat dan saling menguatkan

     Ujian terkadang datang mendadak seperti guru pagi pagi datang ke kelas menyapa muridnya dengan memulai "hari ini kita akan ujian!" mengagetkan semua kelas tanpa persiapan apapun tentunya. Begitu pun hari ini, siang waktu turki, ku dapat berita laki laki super hero dunia ku masuk ke ruangan salah satu kamar rumah sakit. Dan matahari juga ingin tenggelam, tak biasanya hari mulai gelap disini mama menghubungi ku lewat whats app. " nak, doain papa ya kata dokter positif covid, insya allah sembuh dan banyak kok orang disana yang sembuh karena ini, adel banyak banyak doa ya nak, jaga kesehatan juga ya kakak di sana" tutup telepon mama dari medan yang membawa kabar sedih ini.

    Malam itu juga bertanya pada diri apa yang terjadi? ini kok bisa? apa ini beneran? dengan beberapa pertanyaan yang ku rasa ku butuh sosok pendengar. ku hubungi dia saat itu, dan dia orang pertama mendengar kesedihan ku malam itu, entah kenapa langsung mengingatnya tapi setelah semua sudah kuceritakan sedikit berkurang emosi dari setelah mama menelpon. Terima kasih banyak ya buat kamu yang sudah ada saat kesedihan ku saat itu, semoga kita terus menjadi teman baik. Dan esok nya ku terbangun lebih awal untuk lebih pagi berdoa di waktu lebih utama, yakni sepertiga malam. Tangisan mulai pecah begitupun hati serta badan pun mulai rapuh. Sedih tidak bisa disamping papa dan mama dalam kondisi yang sedang diuji, tapi yang ku tahu apa yang terjadi adalah ketetapan Allah. Dan sebagai muslim kita harus ingat adanya rukun iman yang berbunyi percaya takdir. Buka quran hanya untuk menenangkan hati pun sangat sulit, pikiran negatif dan pelukan orang jauh terus datang. Pagi sampai menjelang sore hari itu menjadi banjir air mata ku. Kalau ditanya sedih banget apalagi dengan suasana wabah besar yang tak kurun kurun, terutama di kota ku sendiri. "Kuat del, semangat lagi, jangan sedih terus, insya allah papa sembuh, kalo kamu kuat semuanya juga bisa kuat, sekarang banyakin doanya, everything will be okay trust me!" seolah kata kata itu mulai membuat ku bangkit dari keseddihan dari fajar menjelang.

   Melihat orang tua atau keluarga jatuh sakit, terbaring dalam kasur bukan lah hal yang diinginkan anak rantau. Menjadi anak rantau tentunya punya banyak tantangan, salah satunya adalah jauh dalam dekapan keluarga walau doa masih terus ada. Saat saat seperti ini anak rantau memang benar diuji, harus lebih kuat, lebih tegar dan menguatkan keluarga tentunya. Sejatinya aku sendiri juga anak perempuan yang memiliki perasaan.Saat datang telepon dari papa juga membuat aku harus keliatan tidak ada apa apa, agar aku bisa menguatkan papa yang sedang lemah. Tapi melihat keadaan papa aku pun tidak kuat, begitupun papa suaranya yang tertahan oleh napas oksigen.Tangisan seorang ayah dan anak perempuannya pun pecah dan telepon kami terputus.Padahal ingin terlihat senyum dan ingin menguatkan papa kalau papa akan sembuh.

    Sejatinya wabah ini memang menakutkan, dan banyak dari kita yang membawa enteng masalah wabah ini. Percaya antara tidak wabah ini datang ke keluarga ku. Tapi bismillah dengan keyakinan kami semua akan melewati ujian dengan berhasil. Mama selalu terlihat kuat dan yakin atas apa yang terjadi kehendak Allah yang membuat ku harus lebih kuat dari sosok mama. Mama adalah ibu yang paling Hebat, ku bangga memiliki keduanya. Karena mereka sampai sekarang aku harus tetap berjuang dengan mimpi mimpiku. Alhamdulillah wasyukurillah tanggal 15 sepetember 2020, hampir sebulan kami melewati hari hari sulit kemarin, semua keluarga bisa berkumpul kembai dirumah yang tak terlalu besar tapi penuh kenyamanan disana. 

    Laa yukallifulllahu nafsan illa mus'ahaa. Allah memberikan ujian ini karena aku dan keluarga ku sanggup melewatinya.

  Mungkin Allah mau memberikan hadiah besar untuk keluarga ini, mungkin allah kangen dengan tangisan dan doa penuh harap kami, mungkin allah mau mengingatkan orang sekeliling kami tentang wabah ini lewat keluarga super ini. Tak ada yang tahu, tetapi begitu indah hasilnya jika kita berhasil dan terus berkhusnuzon sama yang diatas. Allahu rabbi, semoga dosa dosa ini tidak menjadi suatu pekerjaan yang kita suka dan enggan kita jauhkan. Sabar saat luka, dan syukur saat suka,ku rindu keluarga super ini



Comments

Popular posts from this blog

QUARANTINE DAY

      Kapan ini selesai,kapan semuanya akan kembali semula,kapan semuanya pulih,sedih rasanya  banyak nyawa yang hilang tiap harinya,selalu ada nyawa yang lenyap dari bumi tanpa menyapa,setiap harı grafik tidak menurun malah kebalikannya,merindukan hidup diluar sana, ingin menghirup udara yang lebih segar yang tak perlu risau jika tak pakai masker,rasa jenuh dan bosan mulai tumbuh tapi disisi lain jerih keringat pahlawan pahlawan di setiap ruangan rumah sakit lebih tersiksa dari apa yang ku jenuhi saat ini.Wahai bumi,lekas sembuh.   Haii, siapapun yang baca blog ini, disini gua mau mencurahkan keresahan dan bercerita selama pandemi ini, cukup sedih melihat dunia yang tidak sehat. Setiap harinya yang positif semakin meningkat, virus pun semakin merebak, perlahan dalam sekejap virus ini memakan banyak nyawa.Teringat mulai tanggal 16 Maret kebijakan Pemerintah Turki untuk meliburkan seluruh sistem pendidikan, dikarenakan malam itu 2 orang turki terbukti telah positif COVID-19

saya - ramadhan - #dirumahahaja

    Ramadhan 1441 H, banyak orang bilang ramadhan yang berbeda dari Ramadhan sebelumnya. Ya ramadhan kali ini berbeda buat kita semua, bukan hanya warga +62 tapi hampir seluruh muslim  di dunia. Karena Ramadahan tahun ini dengan susasana karantina, dengan suasana dimana kita harus menjaga jarak antar sesama, ngabuburit, bukber sama kawan lama pun sudah  tidak menjadi wacana lagi, yang biasanya ramai dengan ta'jil puasa kini hanya dirumah. Tapi,Ramadhan kali ini buat aku yang sedang merantau di tanah orang, jauh dari lingkup keluarga, dan jauh dari hiruk nya Ramadhan  Indonesia yang dilengkapi bukaan yang beraneka ragam, termasuk sop buah dan gorengan andalan  buka puasa yang tak pernah ketinggalan. Ramadhan pertama ku ditanah rantauan ini adalah ramadhan pertama kali tidak bersama keluarga sampai hari lebaran nanti. Walau tahun kemaren, di suasana pesantren bersama santri dan teman seangkatan, tetap saja ramadhan ini menjadi sangat berbeda buat kusendiri. Rasa kali pertam

İLK RAMAZAN - PUASA PERTAMA

   Sudah 3 hari berturut turut cuaca disini tidak mendukung, selama 3 hari ini tubuh ini merasakan panasnya musim panas di negara 4 musim ini. Sekitar 35 derajat, peralihan dari musim dingin ke musim panas ini membuat aku sebagai pendatang baru kaget dengan cuaca ini. Panas yang tidak ketulungan, ditambah tidak ada mesin pendingin di apartemen yang kami sewakan. Saat musim dingin keluar rumah pun tak pernah lepas dari jaket tebal. Kini keluar rumah rasanya baju tipis tipis saja yang ingin dikenakan.   Sebelum Ramadhan datang, kakak kelas selalu nguatin kita yang pertama puasa disini. Karena bakal beda banget rasanya. Awalnya tak percaya dan rasanya kakak kelas suka lebay.hehehe. But i know how summer in Turkey. Beneran ini mah ngerasa beda banget karena puasa di Turki menjadi puasa pertama aku di negara rantau yang jauh nya berkilometer. Waktu disini juga sangat beda, kalau katanya puasa di Indonesia hanya sekitar 12- 13 jam, disini kami harus menahan hawa nafsu, makan dan minum selam