Skip to main content

İLK RAMAZAN - PUASA PERTAMA

   Sudah 3 hari berturut turut cuaca disini tidak mendukung, selama 3 hari ini tubuh ini merasakan panasnya musim panas di negara 4 musim ini. Sekitar 35 derajat, peralihan dari musim dingin ke musim panas ini membuat aku sebagai pendatang baru kaget dengan cuaca ini. Panas yang tidak ketulungan, ditambah tidak ada mesin pendingin di apartemen yang kami sewakan. Saat musim dingin keluar rumah pun tak pernah lepas dari jaket tebal. Kini keluar rumah rasanya baju tipis tipis saja yang ingin dikenakan.

  Sebelum Ramadhan datang, kakak kelas selalu nguatin kita yang pertama puasa disini. Karena bakal beda banget rasanya. Awalnya tak percaya dan rasanya kakak kelas suka lebay.hehehe.
But i know how summer in Turkey. Beneran ini mah ngerasa beda banget karena puasa di Turki menjadi puasa pertama aku di negara rantau yang jauh nya berkilometer. Waktu disini juga sangat beda, kalau katanya puasa di Indonesia hanya sekitar 12- 13 jam, disini kami harus menahan hawa nafsu, makan dan minum selama 16-17 jam. Tambah lagi dengan cuaca disini yang makin membuat kami kegerahan dan kepanasan, rasanya mau balik ke Indonesia saja. Pertama tama rasanya puasa disini sangat panjang, tapi lama kelamaan kita jadi terbiasa dengan keadaan yang harus dibiasakan. Puasa 17 jam menjadi hal biasa, dan waktu sahur yang berubah sangat drastis membuat aku harus bangun lebih awal tentunya. Ya begini puasa tahun ini tanpa keluarga dan penuh dengan suasana baru. Oiya kalau berbuka puasa, kami masih sering dengan lahapan cita rasa Indonesia ala Mahasiswa. Sedangkan kebiasaan orang Turki bukaannya dengan makanan khasnya, disini ada namanya pide ramazan, yaitu sejenis roti yang ukuran lumayan besar satu porsinya dahn harganya terbilang murah, tapi roti ini hanya ada di bulan Ramadan,makanya dinamakan Pide Ramazan. Setiap sore juga ada yang jualan lewat mobil dengan teriakan khasnya" pide ramazan..pide ramazan...".



      Sedikit cerita, jadi kemarin temen kamar aku coba beli pide ramazan, dan tanpa ngira ngira dia beli 3 porsi. Setelah dilihatnya, kaget dan tak sangka kalau gedenya lebıh darı jari. Sesampai rumah, kita berniat untuk membagi Pide Ramazan yang baru saja kami beli itu. Tetangga yang baru saja memberikan ta'jil 2 hari kemarin menolak pide itu dengan halus. Karena mereka juga sudah banyak stok roti jenis ini. Sedih dan sakit sih di tolak begitu, walau dengan halus. Mungkin orang turki menyimpan roti ini saat bulan mulia ini.


    Cukup unik dan menurut aku perlu dibagikan di blog ini, disisi lain aku juga bersyukur dengan keadaan ini. Karena tahun lalu sempat aku berdoa agar bisa merasakan Ramadhan di negara ini. Dan secepat itu juga Allah mengabulkan permintaan aku. Intinya aku mau ngingetin buat diri aku, jalani aja ya jangan mengeluh lagi, kalau kamu bersyukur Allah bakal ngasih nikmat yang lebih buat kamu.okay...


Comments

Popular posts from this blog

QUARANTINE DAY

      Kapan ini selesai,kapan semuanya akan kembali semula,kapan semuanya pulih,sedih rasanya  banyak nyawa yang hilang tiap harinya,selalu ada nyawa yang lenyap dari bumi tanpa menyapa,setiap harı grafik tidak menurun malah kebalikannya,merindukan hidup diluar sana, ingin menghirup udara yang lebih segar yang tak perlu risau jika tak pakai masker,rasa jenuh dan bosan mulai tumbuh tapi disisi lain jerih keringat pahlawan pahlawan di setiap ruangan rumah sakit lebih tersiksa dari apa yang ku jenuhi saat ini.Wahai bumi,lekas sembuh.   Haii, siapapun yang baca blog ini, disini gua mau mencurahkan keresahan dan bercerita selama pandemi ini, cukup sedih melihat dunia yang tidak sehat. Setiap harinya yang positif semakin meningkat, virus pun semakin merebak, perlahan dalam sekejap virus ini memakan banyak nyawa.Teringat mulai tanggal 16 Maret kebijakan Pemerintah Turki untuk meliburkan seluruh sistem pendidikan, dikarenakan malam itu 2 orang turki terbukti telah positif COVID-19

saya - ramadhan - #dirumahahaja

    Ramadhan 1441 H, banyak orang bilang ramadhan yang berbeda dari Ramadhan sebelumnya. Ya ramadhan kali ini berbeda buat kita semua, bukan hanya warga +62 tapi hampir seluruh muslim  di dunia. Karena Ramadahan tahun ini dengan susasana karantina, dengan suasana dimana kita harus menjaga jarak antar sesama, ngabuburit, bukber sama kawan lama pun sudah  tidak menjadi wacana lagi, yang biasanya ramai dengan ta'jil puasa kini hanya dirumah. Tapi,Ramadhan kali ini buat aku yang sedang merantau di tanah orang, jauh dari lingkup keluarga, dan jauh dari hiruk nya Ramadhan  Indonesia yang dilengkapi bukaan yang beraneka ragam, termasuk sop buah dan gorengan andalan  buka puasa yang tak pernah ketinggalan. Ramadhan pertama ku ditanah rantauan ini adalah ramadhan pertama kali tidak bersama keluarga sampai hari lebaran nanti. Walau tahun kemaren, di suasana pesantren bersama santri dan teman seangkatan, tetap saja ramadhan ini menjadi sangat berbeda buat kusendiri. Rasa kali pertam